Seekor Kanguru melintas di gerbang Taman Nasional Cradle Mountain |
Taman Nasional merupakan salah satu tujuan wisata yang populer di Australia. Salah satu taman nasional terbaik mereka adalah Cradle Mountain - Lake St Clair yang terletak di Tasmania. Di Taman Nasional, selain menikmati keindahan alamnya yang masih perawan, kita juga bisa bermain-main dengan margasatwa khas Australia, langsung di habitat aslinya.
Saya dibuat kagum oleh Dinas Pariwisata dan Konservasi Australia yang pandai merawat dan mempromosikan Taman Nasional mereka. Sebelum ke Tasmania, saya sempat was-was membayangkan akan berpetualang ke Taman Nasional, apalagi membawa dua precils. Jangan-jangan nanti jalan menuju ke sana tidak bagus dan sulit dijangkau. Jangan-jangan nanti fasilitas di sana, terutama toilet, minim. Namun kekhawatiran itu langsung lenyap begitu memasuki kawasan Cradle Mountain. Jalan aspal untuk dua jalur terbentang mulus sampai di gerbang Taman Nasional. Rambu lalu lintas yang jelas dijamin tidak membuat orang tersesat. Pilihan penginapan dari yang mahal, sedang sampai yang hemat ada semua. Di dekat gerbang masuk juga ada satu kompleks bangunan yang terdiri dari Visitor Centre, kafe, toilet umum, pom bensin dan tempat parkir bis wisata atau kendaraan pengunjung. Tempat parkir helikopter juga tidak jauh dari kompleks ini :)
Kami menginap semalam di Cradle Mountain Chateau, hotel yang fasilitasnya lumayan bagus dengan harga yang terjangkau di kantong kami. Tiba di sana sekitar jam 6 sore, kami masih punya kesempatan untuk menempuh satu trek. Memang atraksi utama di Cradle Mountain ini adalah trekking atau di Australia populer disebut bushwalking. Ada banyak jalur trekking yang bisa dicoba. Kami mendapatkan peta dari hotel yang mendaftar semua trek yang tersedia, berikut nama jalur, tingkat kesulitan dan perkiraan waktu tempuh. Daftar ini juga bisa diperoleh online di website Taman Nasional Tasmania di sini. Resepsionis hotel menyarankan kami mencoba Enchanted Walk, trek sepanjang 1 km yang juga bisa ditempuh oleh Little A. Mereka juga membekali kami dengan dua lampu senter besar sebagai penerang ketika hari sudah gelap.
Trek Enchanted Walk dimulai di depan Cradle Mountain Lodge, salah satu akomodasi mewah di sini. Karena trek ini belum masuk ke wilayah Taman Nasional, kami belum membutuhkan karcis masuk (pass). Papan-papan kayu digunakan sebagai trek. Belum sampai sepuluh langkah, kami dikejutkan oleh seekor wallaby yang duduk manis di tengah jalan. Big A tampak terkejut, sementara Little A (yang lebih pemberani) cuek saja. Si wallaby melihat kami dengan tampang heran, kemudian pergi dengan lompatannya yang khas. Kami melanjutkan berjalan sambil mengamati vegetasi yang ada di sekitar. Little A lebih sabar dan tertarik untuk melihat bunga dan tanaman yang tumbuh, juga serangga-serangga kecil yang muncul. Sementara Big A cemas, takut keburu gelap sebelum kami menyelesaikan trek ini.
Setelah lima belas menit di padang terbuka yang dihiasi semak-semak khas, kami mulai memasuki hutan dengan pohon-pohon tinggi dan rapat. Kami juga menyeberangi sungai melewati jembatan kayu. Maghrib datang ketika kami menyeberangi jembatan. Karena sudah gelap, agak sulit juga menikmati suasana sekitar. Big A tambah takut dan kami memutuskan mempercepat langkah. Saya menggendong Ayesha sambil melangkah cepat menyusuri papan-papan kayu. Ketika ada suara gemerisik di samping kami, Si Ayah menyorotkan lampu senternya ke sumber suara. Kejutan! Ternyata ada wombat, marsupial khas Australia yang mengikuti langkah kami. Kami mempercepat langkah, setengah berlari. Saya lega ketika menemukan ujung trek Enchanted Walk ini, kembali ke lokasi Cradle Mountain Lodge. Ada beberapa orang yang baru saja memulai trekking mereka dan tersenyum pada kami. Mungkin mereka malah sengaja mulai malam hari untuk berburu hewan-hewan nocturnal yang baru muncul di malam hari, seperti Wombat atau Possum.Setelah berhenti dan mengatur napas, saya tak sengaja menyorotkan lampu senter ke sebelah kiri kaki saya. Dan... ternyata si Wombat masih berdiri manis di situ, mengikuti langkah saya selama ini. Gila, pengalaman dikejar Wombat ini benar-benar tak bisa kami lupakan.
Big A dan Little A berpose sebelum memulai Enchanted Walk |
Senja di Enchanted Walk |
Pencil Pine River |
Pagi harinya, setelah beres-beres dan cek out dari hotel, kami langsung menuju Visitor Centre untuk membeli tiket masuk Taman Nasional. Tarif hariannya adalah AU$ 16,50 untuk dewasa dan AU$ 8,25 untuk anak-anak. Tiket ini sudah termasuk tiket shuttle bus yang bisa mengantar kita dari Visitor Centre ke tempat parkir di tepi Dove Lake. Petugas menyarankan kami naik bis ini karena jalan di Taman Nasional menuju Dove Lake sangat sempit dan berkelok-kelok. Jalan hanya cukup untuk satu kendaraan, sehingga ada yang perlu berhenti kalau dua kendaraan berpapasan. Tadinya kami akan naik bis yang berangkat setiap 20 menit ini. Tapi ternyata ada rombongan turis dari Jepang dalam jumlah banyak yang memenuhi bis. Sehingga kami harus menunggu bis selanjutnya. Si Ayah yang tidak sabar akhirnya memutuskan kami naik mobil saja.
Jalan menuju Dove Lake masih aman dilalui mobil pribadi asal hati-hati. Beberapa kali kami berhenti dan menepi untuk memberi jalan kendaraan lain yang lewat. Kendaraan yang boleh masuk ke Taman Nasional ini dibatasi tiap harinya. Di gerbang, ada boom-gate yang otomatis menghitung jumlah kendaraan yang masuk, begitu kuota terpenuhi, boom-gate tidak bisa membuka lagi. Dalam perjalanan, kami disuguhi pemandangan indah di kanan-kiri. Ada juga beberapa perhentian yang disarankan, lengkap dengan pilihan trek yang menawan, seperti di Ronny Creek atau Waldheim. Kami lurus saja menuju Dove Lake yang memakan waktu sekitar setengah jam dari visitor centre.
Begitu sampai di tempat parkir, kami langsung disambut pemandangan spektakuler: danau Dove yang jernih dengan latar belakang puncak gunung Cradle. Bentuk Cradle Mountain ini, seperti namanya, tampak seperti ayunan. Di puncaknya, masih terlihat sisa-sisa salju. Dari cerita salah satu fotografer yang sempat ngobrol dengan Si Ayah, sempat ada hujan salju sehari sebelumnya. Dia beruntung sekali bisa mendapatkan shot yang bagus. Ketika kami ke sana, cuaca sangat cerah, langit biru jernih dan matahari bersinar hangat.
Kami main-main cukup lama di mulut danau, sambil mengamati turis-turis Jepang yang lalu lalang dengan suara berisik :p Big A mencari-cari bebatuan kecil yang pipih untuk dia lemparkan ke danau dan menghitung berapa pantulan yang bisa ia lakukan. Little A juga sibuk mencari-cari kerikil yang warnanya pink, untuk dia koleksi :D Saya menjaga The Precils sementara Si Ayah sibuk memotret dan mencuri ilmu dari fotografer beneran yang sudah ada di sana sebelum kami datang.
Puas bermain, kami melanjutkan perjalanan menuju Boat Shed, garasi perahu yang fotonya muncul di kartupos, artikel dan brosur tentang Tasmania. Ketika melihat foto boat shed ini pertama kali, saya penasaran ingin melihat langsung. Sebenarnya banyak sekali pilihan jalur trekking yang bisa dilakukan dari sini. Semua jalur trekking, berikut jarak, waktu tempuh dan tingkat kesulitan dipasang di papan di tepi danau. Kita tinggal memilih berdasarkan tingkat kemampuan fisik dan waktu yang kita punya. Turis biasanya akan memilih menyusuri danau melalui Dove Lake Circuit Track, yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam. Kalau berjalan dengan The Precils, waktu tempuh harus dikalikan dua :)
Ada satu trek yang sangat terkenal di kalangan bushwalkers di sini, yaitu The Overland Track. Ibaratnya, trek sepanjang 65 km dan bisa ditempuh dalam 6 hari ini adalah perjalanan suci mereka, Seseorang belum pantas dinobatkan sebagai petualang sejati kalau belum pernah mencoba trek yang dimulai di Dove Lake ini dan berakhir di Lake St Clair. Untuk menempuh trek ini, kita harus mendaftar ke Parks & Wildlife Service dan membayar biaya sebesar AU$ 180 untuk dewasa dan AU$144 untuk anak usia di bawah 17 tahun. Info lengkap mengenai The Overland Track bisa dibaca di sini.
Yang ingin melihat pemandangan Cradle Mountain dari atas, bisa menempuh trek menuju Marions Lookout sepanjang 2km, dengan waktu tempuh satu sampai satu setengah jam. Kami sendiri tentu memilih trek yang paling mudah dan paling pendek. Selain karena tidak punya waktu banyak, juga karena ada The Precils yang tidak mungkin jalan terlalu jauh, apalagi kalau jalurnya menanjak. Trek menuju Boat Shed hanya sekitar 600 m, dengan waktu tempuh 10 menit. Dengan The Precils, kami bisa mencapainya dalam 20 menit, hurray :p
Kami duduk-duduk dan main air di dekat Boat Shed, sambil menonton turis-turis Jepang menyantap bekal makan siang mereka. Ketika turis-turis sudah pergi, danau ini menjadi milik kami berempat. Suasana di sana sungguh damai dan tenang. Saya pun berhasil mewujudkan cita-cita saya berfoto dengan latar belakang boat shed seperti di postcard :)
Mengabadikan keindahan Dove Lake
|
0 comments:
Post a Comment